wali qutub akhir zaman
waliqutub akhir zaman . cahaya kewalian syaikh abu hasan asy sadzili. april 7, 2016 video ibu sunah rosul, vidio bokp online "siapa yang ingin bersahabat dengan allah, maka seharusnya ia memulai dengan meninggalkan segala syahwat diri. sang hamba tidak akan sampai kepada allah, jika masih ada pada dirinya segala kesenangan dirinya.
️ Direkomendasikan Untuk Anda : AMALAN WALI QUTUB HINGGA AKHIR HAYAT BELIAU | AL QUTUB AL HABIBANA ABDULLAH BIN ALWI AL HADDAD ( SHOHIBUL RATIB)Istiqomah i
AbahAnom Wali Qutub Akhir Zaman, Ceramah Manaqib Tqn Suryalaya Tasikmalaya.Masya Allah, Kyai Jatman NU yang juga sebagai murid Abah Anom membeli Kitab Syekh
IstilahWali kutub, wali ghauts, tidak pernah ada dalam islam. Karena segala yang ghaib pasti telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada peluang bagi manusia untuk mengetahui hal ghaib selain melalui penjelasan Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Istilah wali qutub dan wali ghauts hanya ada
WafatlahWali Allah yang berbudi pekerti yang halus lagi mulia ini pada hari Kamis waktu duhur 12 Jumadil Awal tahun 570 Hijrah. Riwayat yang lain mengatakan tahun 578 Hijrah. Syaikh Ahmad Badawi Setiap hari, dari pagi hingga sore, beliau menatap matahari, sehingga kornea matanya merah membara.
Paroisse Notre Dame Des Rencontres Menton. Allah SWT menurunkan para auliya di bumi ini dalam 1 abad berjumlah orang yang mempunyai tugas masing-masing sesuai pangkat atau maqomnya. Mereka inilah yang menjaga keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam agar alam tetap lestari hingga waktunya tiba. Tugas para wali Allah tidak selesai hanya dengan wafatnya mereka. Firman Allah dalam Surat Al-Imron ayat 169 “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati’ bahkan mereka itu hidup’ di sisi Tuhannya dengan mendapat rezqi”.Para wali Allah hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidupnya itu. Inilah peringkat para wali Allah 1. Qutub Atau Ghauts 1 abad 1 orang2. Aimmah 1 abad 2 orang 3. Autad 1 abad 4 orang di 4 penjuru mata angin4. Abdal 1 abad 7 orang tidak akan bertambah dan berkurang apabila ada wali Abdal yang wafat Allah menggantikannya dengan mengangkat wali Abdal yang lain Abdal = Pengganti. Wali Abdal juga ada yang waliyah-nya5. Nuqoba’ Naqib 1 abad 12 orang diwakilkan Allah masing-masing pada tiap-tiap bulan6. Nujaba’ 1 abad 8 Orang7. Hawariyyun 1 abad 1 orang wali Hawariyyun diberi kelebihan oleh Allah dalam hal keberanian, pedang jihad di dalam menegakkan agama Islam di muka Rojabiyyun 1 abad 40 orang yang tidak akan bertambah dan berkurang. Apabila ada salah satu wali Rojabiyyun yang meninggal Allah kembali mengangkat wali Rojabiyyun yang lain. Dan Allah mengangkatnya khusus pada bulan Rajab dari Awal bulan sampai akhir bulan. Oleh karena itu dinamakan Khotam penutup wali 1 alam dunia hanya 1 orang yaitu Nabi Isa ketika ia diturunkan kembali ke dunia menjelang kiamat. Kala itulah Allah mengangkatnya kelak menjadi wali khotam Penutup. Tidak ada wali Qolbu Adam 1 abad 300 orang11. Qolbu Nuh 1 abad 40 orang12. Qolbu Ibrahim 1 abad 7 orang13. Qolbu Jibril 1 abad 5 orang14. Qolbu Mikail 1 abad 3 orang tidak kurang dan tidak lebih, Allah selalu mengangkat wali lainnya apabila ada salah satu dari wali Qolbu Mika'il yang wafat15. Qolbu Isrofil 1 abad 1 orang16. Rijalul Alamul Anfas 1 abad 313 orang 17. Rijalul Ghoib 1 abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang. Tiap-tiap wali Rijalul Ghoib ada yang wafat, seketika juga Allah mengangkat wali Rijalul Ghoib yang lain. Wali Rijalul Ghoib merupakan wali yang disembunyikan oleh Allah dari penglihatan makhluk-makhluk bumi dan langit. Tiap-tiap wali Rijalul Ghoib tidak dapat mengetahui wali Rijalul Ghoib yang lainnya. Ada wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan jin mukmin. Semua wali Rijalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari rizqi alam nyata ini. Mereka mengambil atau menggunakan rizqi dari alam Adz-Dzohirun 1 abad 18 orang19. Rijalul Quwwatul Ilahiyyah 1 abad 8 orang20. Khomsatur Rizal 1 abad 5 orang21. Rijalul Hanan 1 abad 15 orang22. Rijalul Haybati Wal Jalal 1 abad 4 orang23. Rijalul Fath 1 abad 24 orang Allah mewakilkannya di tiap Sa’ah Jam wali Rijalul Fath tersebar di seluruh dunia. 2 orang di Yaman, 6 orang di negara Barat dan 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua jihat arah mata angin23. Rijalul Ma’arijil Ula 1 abad 7 orang24. Rizalut Tahtil Asfal 1 abad 21 orang25. Rizalul Imdad 1 abad 3 orang26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun 1 abad 3 orang. Pangkat ini menyerupai pangkatnya wali Rojulun Wahidun 1 abad 1 orang28. Rojulun Wahidun Markabun Mumtaz 1 abad 1 orang . Wali dengan maqom Rojulun Wahidun Markab ini dilahirkan antara manusia dan golongan ruhanny bukan murni manusia. Beliau tidak mengetahui siapa ayahnya dari golongan manusia. Wali dengan pangkat ini tubuhnya terdiri dari dua jenis yang berbeda. Pangkat wali ini ada juga yang menyebut "Rojulun Barzakh". Ibu dari wali pangkat ini dari golongan ruhannya Air. Innallah ala kulli syai'in qadir / Sesungguhnya Allah SWT atas segala sesuatu Syakhsun Ghorib di dunia hanya ada 1 orang30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil Arsy 1 abad 1 orang31. Rijalul Ghina 1 abad 2 orang. Sesuai nama maqomnya pangkatnya wali ini sangat kaya, baik kaya ilmu agama, kaya ma’rifatnya kepada Allah maupun kaya harta yang ditasharrufkan di jalan Allah. Pangkat wali ini juga ada waliahnya wanita.31. Syakhsun Wahidun 1 abad 1 orang32. Rijalun Ainit Tahkimi waz Zawaid 1 abad 10 orang33. Budala’ 1 abad 12 orang Budala’ adalah Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’ dari kata Abdal, tapi bukan pangkat wali Rijalul Istiyaq 1 abad 5 orang35. Sittata Anfas 1 abad 6 orang salah satu wali dari pangkat ini adalah Putra dari Raja Harun Ar-Rosyid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad Rijalul Ma’ 1 abad 124 orang. Wali dengan pangkat ini beribadahnya di dalam air. Diriwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil "Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai Tikrit di Bagdad, dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba-hamba Allah yang beribadah di sungai-sungai atau di lautan?”. Belum sampai perkataan hatiku tiba-tiba dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “Akulah salah satu hamba Allah yang ditugaskan untuk beribadah di dalam Air”. Maka aku pun mengucapkan salam padanya. Lalu dia pun membalas salam. Tiba-tiba orang tersebut hilang dari pandanganku."37. Dakhilul Hizab 1 abad 4 orang. Wali ini tidak dapat diketahui Kewaliannya oleh para wali yang lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani karena wali ini ada di dalam Hijabnya Allah. Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia. Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para auliya' seperti diriwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani melaksanakan Thawaf di Baitullah, Makkah Mukarromah. Tiba-tiba Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani mukasyafah ke Lauhil Mahfudz. Dilihat di lauhil mahfudz, nama wanita ini tidak ada di barisan para wali-wali Allah. Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Allah untuk mengetahui siapa wanita ini dan apa yang menjadi amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat. Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang waliyyah dengan maqom/pangkat Dakhilul Hizab "Berada di dalam hijabnya Allah". Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa berhusnudzon berbaik sangka kepada semua makhluq Allah. Source Facebook Habib Abu Bakar al-Adni -
- Allah SWT menurunkan para auliya di bumi ini dalam 1 abad berjumlah orang yang mempunyai tugas masing-masing sesuai pangkat atau maqomnya. Mereka inilah yang menjaga keseimbangan alam, menjaga kelestarian alam agar alam tetap lestari hingga waktunya tiba. Tugas para wali Allah tidak selesai hanya dengan wafatnya mereka. Firman Allah dalam Surat Al-Imron ayat 169 “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati’ bahkan mereka itu hidup’ di sisi Tuhannya dengan mendapat rezqi”. Para wali Allah hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidupnya itu. Inilah pangkat para wali Allah 1. Qutub Atau Ghauts 1 abad 1 orang 2. Aimmah 1 abad 2 orang 3. Autad 1 abad 4 orang di 4 penjuru mata angin 4. Abdal 1 abad 7 orang tidak akan bertambah dan berkurang apabila ada wali Abdal yang wafat Allah menggantikannya dengan mengangkat wali Abdal yang lain Abdal = Pengganti. Wali Abdal juga ada yang waliyah-nya 5. Nuqoba’ Naqib 1 abad 12 orang diwakilkan Allah masing-masing pada tiap-tiap bulan 6. Nujaba’ 1 abad 8 Orang 7. Hawariyyun 1 abad 1 orang wali Hawariyyun diberi kelebihan oleh Allah dalam hal keberanian, pedang jihad di dalam menegakkan agama Islam di muka bumi. 8. Rojabiyyun 1 abad 40 orang yang tidak akan bertambah dan berkurang. Apabila ada salah satu wali Rojabiyyun yang meninggal Allah kembali mengangkat wali Rojabiyyun yang lain. Dan Allah mengangkatnya khusus pada bulan Rajab dari Awal bulan sampai akhir bulan. Oleh karena itu dinamakan Rojabiyyun. 9. Khotam penutup wali 1 alam dunia hanya 1 orang yaitu Nabi Isa ketika ia diturunkan kembali ke dunia menjelang kiamat. Kala itulah Allah mengangkatnya kelak menjadi wali khotam Penutup. Tidak ada wali setelahnya. 10. Qolbu Adam 1 abad 300 orang 11. Qolbu Nuh 1 abad 40 orang 12. Qolbu Ibrohim 1 abad 7 orang 13. Qolbu Jibril 1 abad 5 orang 14. Qolbu Mikail 1 abad 3 orang tidak kurang dan tidak lebih, Allah selalu mengangkat wali lainnya apabila ada salah satu dari wali Qolbu Mika'il yang wafat 15. Qolbu Isrofil 1 abad 1 orang 16. Rijalul Alamul Anfas 1 abad 313 orang 17. Rijalul Ghoib 1 abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang. Tiap-tiap wali Rijalul Ghoib ada yang wafat, seketika juga Allah mengangkat wali Rijalul Ghoib yang lain. Wali Rijalul Ghoib merupakan wali yang disembunyikan oleh Allah dari penglihatan makhluk-makhluk bumi dan langit. Tiap-tiap wali Rijalul Ghoib tidak dapat mengetahui wali Rijalul Ghoib yang lainnya. Ada wali dengan pangkat Rijalul Ghoib dari golongan jin mukmin. Semua wali Rijalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari rizqi alam nyata ini. Mereka mengambil atau menggunakan rizqi dari alam ghaib. 18. Adz-Dzohirun 1 abad 18 orang 19. Rijalul Quwwatul Ilahiyyah 1 abad 8 orang 20. Khomsatur Rizal 1 abad 5 orang 21. Rijalul Hanan 1 abad 15 orang 22. Rijalul Haybati Wal Jalal 1 abad 4 orang 23. Rijalul Fath 1 abad 24 orang Allah mewakilkannya di tiap Sa’ah Jam wali Rijalul Fath tersebar di seluruh dunia. 2 orang di Yaman, 6 orang di negara Barat dan 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua jihat arah mata angin 23. Rijalul Ma’arijil Ula 1 abad 7 orang 24. Rizalut Tahtil Asfal 1 abad 21 orang 25. Rizalul Imdad 1 abad 3 orang 26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun 1 abad 3 orang. Pangkat ini menyerupai pangkatnya wali Abdal. 27. Rojulun Wahidun 1 abad 1 orang 28. Rojulun Wahidun Markabun Mumtaz 1 abad 1 orang . Wali dengan maqom Rojulun Wahidun Markab ini dilahirkan antara manusia dan golongan ruhanny bukan murni manusia. Beliau tidak mengetahui siapa ayahnya dari golongan manusia. Wali dengan pangkat ini tubuhnya terdiri dari dua jenis yang berbeda. Pangkat wali ini ada juga yang menyebut "Rojulun Barzakh". Ibu dari wali pangkat ini dari golongan ruhanny Air. Innallah ala kulli syai'in qadir/ Sesungguhnya Allah SWT atas segala sesuatu berkuasa. 29. Syakhsun Ghorib di dunia hanya ada 1 orang 30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil Arsy 1 abad 1 orang 31. Rijalul Ghina 1 abad 2 orang. Sesuai nama maqomnya pangkatnya wali ini sangat kaya, baik kaya ilmu agama, kaya ma’rifatnya kepada Allah maupun kaya harta yang ditasharrufkan di jalan Allah. Pangkat wali ini juga ada waliahnya wanita. 31. Syakhsun Wahidun 1 abad 1 orang 32. Rijalun Ainit Tahkimi waz Zawaid 1 abad 10 orang 33. Budala’ 1 abad 12 orang Budala’ adalah Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’ dari kata Abdal, tapi bukan pangkat wali abdal. 34. Rijalul Istiyaq 1 abad 5 orang 35. Sittata Anfas 1 abad 6 orang salah satu wali dari pangkat ini adalah Putra dari Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As-Sibty. 36. Rijalul Ma’ 1 abad 124 orang . Wali dengan pangkat ini beribadahnya di dalam air. Diriwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil "Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai Tikrit di Bagdad, dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba-hamba Allah yang beribadah di sungai-sungai atau di lautan?”. Belum sampai perkataan hatiku tiba-tiba dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “Akulah salah satu hamba Allah yang ditugaskan untuk beribadah di dalam Air”. Maka aku pun mengucapkan salam padanya. Lalu dia pun membalas salam. Tiba-tiba orang tersebut hilang dari pandanganku." 37. Dakhilul Hizab 1 abad 4 orang. Wali ini tidak dapat diketahui Kewaliannya oleh para wali yang lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani karena wali ini ada di dalam Hijabnya Alloh. Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia. Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para auliya' seperti diriwayatkan dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani melaksanakan Thawaf di Baitullah, Makkah Mukarromah. Tiba-tiba Syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani mukasyafah ke Lauhil Mahfudz. Dilihat di lauhil mahfudz, nama wanita ini tidak ada di barisan para wali-wali Allah. Lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Allah untuk mengetahui siapa wanita ini dan apa yang menjadi amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat. Kemudian Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang waliyyah dengan maqom/pangkat Dakhilul Hizab "Berada di dalam hijabnya Allah". Kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa berhusnudzon berbaik sangka kepada semua makhluq Allah. Source Facebook Habib Abu Bakar al-Adni
AMALAN WALI QUTUB DAN FADILAH MENDOAKAN UMMAT NABI MUHAMMAD SAW. Sahabat Al Amin Center, diceritakan bahwa Al Imam Quthubil Ghaust wa Quthubil Akwan As Syeikh As Sayyid Samman Al Madani Penjaga Makam Rasulullah Saw. Berkata "Tidaklah aku diangkat ALLAH SWT menjadi Al Wali Quthbil Ghaust dan Quthbil Akwan melainkan disebabkan aku selalu rutin membaca d'oa اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍاَللّٰهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ"ALLAHUMMAGHFIR LI UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD,ALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDININA MUHAMMAD,ALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD,ALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD SAW"4x secara berturut-turut setelah selesai sholat subuh.""Barangsiapa membaca doa tersebut Allahummaghfir li ummati Sayyidina Muhammad dst.... empat kali sesudah sholat subuh diantara fadhilah mengamalkannya 1. Dimasukkan jumlah martabat fadhilah wali qutub2. Dijadikan kaya dan mudah rizkinya3. Naik pangkat dunia dan akhiratnya4. Akhir umurnya husnul khotimah, dan selain kita membaca doanya perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari - Harus siap mengampuni / memaafkan kesalahan orang lain- Harus kasih sayang kepada umat Rasulullah Harus siap menutupi aib dan kekurangan umat Rasulullah Harus menyenangkan hati umat Rasulullah UMMATI SAYYIDINA MUHAMMAD1 Ya Allah berilah ampunan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMARHAM UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD2 Ya Allah sayangilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMASTUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD3 Ya Allah sempurnakanlah kelalaian kekurangan umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWALLAHUMMAJBUR UMMATA SAYYIDINA MUHAMMAD4 Ya Allah perbaikilah umat baginda kami Sayyidina Muhammad SAWSahabat Al Amin Center yang berbahagia, Yuk kita amalkan doa tersebut dengan Istiqomah, insyaallah mudah dan ringan kok, semoga kita mendapatkan fadilah dan keutamaannya, semoga Allah SWT. memudahkan kita untuk senantiasa mengamalkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, Aamiin Ya Robbal 'AlamiinYUK BACA, AMALKAN DAN SHARE KEPADA BANYAK ORANG SEMOGA KITA MENDAPAT BAROKAH MANFAAT, FADILAH SERTA MENDAPAT PAHALA AMAL JARIYAH DARI ORANG-ORANG YANG MENGAMALKANNYA, AAMIIN YA ROBBAL 'ALAMIIN
Ibnu Arabi mendakwa bahawa setiap zaman ada wali Qutubnya. Zaman itu sejak zaman Adam hinggalah ke akhir zaman. Dakwaan ini tentunya semata-mata dakwaan yang tidak boleh dibuktikan dengan dalil syarak. Tidak melalui Al-Quran dan tidak juga melalui hadis nabi SAW. Kewujudan wali-wali Allah yang dinamakan wali Qutub, merupakan salah satu akidah dan pegangan kebanyakan kaum sufi. Dalam naskhah-naskhah yang tersimpan dalam khazanah kaum ini, terdapat pelbagai perkataan mengenai peranan dan fungsi para wali termasuklah yang dinamakan Qutub ini. Selain wali Qutub ini, ada juga wali yang dinamakan abdal, ghaust, dan mereka dikatakan punya hak "tasorrof" mentadbir urusan alam yang diberikan kepada mereka. Sesungguhnya pemikiran sedemikian sangat bahaya dan menyerupai pemikiran para pengikut agama pagan seperti agama zeus, hindu dan seumpamanya. Allah itu tidak bersyarikat dengan sesiapapun dalam mentadbir alam ini. Ahli tauhid hendaklah menyakini bahawa Allah itu bersendiri dalam "tasarrufnya". Hidup dan mati ditentukanNya dan bukan diatur oleh wali Qutub sebagaimana didakwa setiap zaman ada wali Qutubnya, maka siapakah walinya ketika zaman Adam. Lebih menimbul pertanyaan yang menggilakan, siapa pula walinya zaman nabi Nuh yang berdakwah selama 950 tahun itu? Terdapat ayat menjadi dalil bahawa pada satu episod zaman nabi Ibrahim, tiada yang beriman melainkan Ibrahim dan Sarah isterinya. Kerana itu dalam Quran Allah menamakan Ibrahim itu sebagai Ummatan Qonitan. Kemudian, ayat Quran tidak menyebut tingkat-tingkat orang soleh sebagaimana yang pernah disebut oleh kaum sufi ini. Allah menyebutkan para nabi, para Siddiq, Syuhada dan solihin. La haula wala quwwatu illa kami daripada kernacuan pemikiran ini.
Syaikh Abu Hasan Ali al-Hujwiri dalam kitabnya yang berjudul Kasyf Al-Mahjub, mengatakan bahwa wali Akhyar sebanyak 300 orang, wali Abdal sebanyak 40 orang, wali Abrar sebanyak 7 orang, wali Autad sebanyak 4 orang, wali Nuqaba sebanyak 3 orang dan wali Quthub atau Ghauts sebanyak 1 orang. Sedangkan menurut Syaikh al-Akbar Muhyiddin ibnu `Arabi dalam kitabnya al-Futuhat al-Makkiyyah membuat pembagian tingkatan wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang tidak terbatas. Sedikitnya terdapat 9 tingkatan, secara garis besar dapat diringkas sebagai berikut 1. Wali Quthub al-Aqthab atau Wali Quthub al-Ghauts Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan. 2. Wali Aimmah Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bergelar Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bergelar Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat. 3. Wali Autad Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Ka’bah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Hayyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdul Murid. 4. Wali Abdal Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab al-Futuhatul Makkiyyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu Muhyiddin ibnu Arabi mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah. Pada tahun 586 H di Spanyol, Muhyiddin ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Sahabat Muhyiddin ibnu Arabi yang bernama Abdul Majid bin Salamah mengaku pernah juga bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur di malam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian. 5. Wali Nuqobaa Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syari’at. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqobaa melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak. 6. Wali Nujabaa Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa. 7. Wali Hawariyyun Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman Nabi Muhammad Saw, sebagai Hawari adalah Zubair ibnu Awam ra. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah. 8. Wali Rajabiyyun Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib. Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara. Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang. 9. Wali Khatam Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat Nabi Muhammd Saw. Jumlah para Auliya yang berada dalam manzilah-manzilah ada 356 sosok, yang mereka itu ada dalam kalbu Adam, Nuh, Ibrahim, Jibril, Mikail, dan Israfil. Dan ada 300, 40, 7, 5, 3 dan 1. Sehingga jumlah kerseluruhan 356 tokoh. Hal ini menurut kalangan Sufi karena adanya hadits yang menyebut demikian. Sedangkan menurut Syaikh al-Akbar Muhyiddin ibnu Arabi menurut beliau muncul dari mukasyafah maka jumlah keseluruhan Auliya yang telah disebut diatas, sampai berjumlah 589 orang. Diantara mereka ada satu orang yang tidak mesti muncul setiap zaman, yang disebut sebagai al-Khatamul Muhammadi, sedangkan yang lain senantiasa ada di setiap zaman tidak berkurang dan tidak bertambah. Al-Khatamul Muhammadi pada zaman ini zaman Muhyiddin ibnu Arabi, kami telah melihatnya dan mengenalnya semoga Allah menyempurnakan kebahagiaannya, saya tahu ia ada di Fes Marokko tahun 595 H. Sementara yang disepakati kalangan Sufi, ada 6 lapisan para Auliya, yaitu para Wali Ummahat, Aqthab, A’immah, Autad, Abdal, Nuqaba dan Nujaba. Pada pertanyaan lain Siapa yang berhak menyandang Khatamul Auliya sebagaimana gelar Khatamun Nubuwwah yang disandang oleh Nabi Muhammad Saw? Ibnu Arabi menjawab Al-Khatam itu ada dua Allah menutup Kewalian mutlak, dan Allah menutup Kewalian Muhammadiyah. Penutup Kewalian mutlak adalah Nabi Isa as. Dia adalah Wali dengan Nubuwwah Mutlak, yang kelak turun di era ummat ini, dimana turunnya di akhir zaman, sebagai pewaris dan penutup, dimana tidak ada Wali dengan Nubuwwah Mutlak setelah itu. Ia disela oleh Nubuwwah Syari’at dan Nubuwwah Risalah. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw sebagai Penutup Kenabian, dimana tidak ada lagi Kenabian Syari’at setelah itu, walau pun setelah itu masih turun seperti Nabi Isa as, sebagai salah satu dari Ulul Azmi dari para Rasul dan Nabi mulia. Maka turunnya Nabi Isa as sebagai Wali dengan Nubuwwah mutlaknya, tetapi aturannya mengikuti aturan Nabi Muhammad Saw, bergabung dengan para Wali dari ummat Nabi Muhammad Saw lainnya. Ia termasuk golongan kita dan pemuka kita. Pada mulanya, ada Nabi, yaitu Adam as. Dan akhirnya juga ada Nabi, yaitu Nabi Isa as, sebagai Nabi Ikhtishah kekhususan, sehingga Nabi Isa as kekal di hari mahsyar ikut terhampar dalam dua hamparan mahsyar. Satu Mahsyar bersama kita, dan satu mahsyar bersama para Rasul dan para Nabi. Adapun Penutup Kewalian Muhammadiyah, saat ini zaman Muhyiddin ibnu Arabi ada pada seorang dari bangsa Arab yang memiliki kemuliaan sejati. Saya kenal di tahun 595 H. Saya melihat tanda rahasia yang diperlihatkan oleh Allah Ta’ala pada saya dari kenyataan ubudiyahnya, dan saya lihat itu di kota Fes, sehingga saya melihatnya sebagai Penutup Kewalian Muhammadiyah darinya. Dan Allah telah mengujinya dengan keingkaran berbagai kalangan padanya, mengenai hakikat Allah dalam sirr-nya. Sebagaimana Allah menutup Nubuwwah Syari’at dengan Nabi Muhammad Saw, begitu juga Allah menutup Kewalian Muhammadi, yang berhasil mewarisi Al-Muhammadiyah, bukan diwarisi dari para Nabi. Sebab para Wali itu ada yang mewarisi Ibrahim, Musa, dan Isa, maka mereka itu masih kita dapatkan setelah munculnya Khatamul Auliya’ Muhammadi, dan setelah itu tidak ada lagi Wali pada Kalbu Muhammad Saw. Inilah arti dari Khatamul Wilayah al-Muhammadiyah. Sedangkan Khatamul Wilayah Umum, dimana tidak ada lagi Wali setelah itu, ada pada Nabi Isa as. Dan kami menemukan sejumlah kalangan sebagai Wali pada Kalbu Nabi Isa as, dan sejumlah Wali yang berada dalam Kalbu para Rasul lainnya. Di lain tempat, Ibnu Arabi mengatakan bahwa dirinyalah yang menjadi Segel Penutup Kewalian Muhammad. Beberapa wali yang pernah mencapai derajat wali Quthub al-Aqthab Quthub al-Ghauts pada masanya Sayyid Hasan ibnu Ali ibnu Abi Thalib Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz Syaikh Yusuf al-Hamadani Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Syaikh Ahmad ar-Rifa’i Syaikh Abdus Salam ibnu Masyisy Syaikh Ahmad Badawi Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili Syaikh Muhyiddin ibnu Arabi Syaikh Muhammad Baha’uddin an-Naqsyabandi Syaikh Ibrahim Addusuqi Syaikh Jalaluddin Rumi Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Beliau pernah berkata, “Kakiku ada diatas kepala seluruh wali.” Menurut Abdul Rahman Jami’ dalam kitabnya yang berjudul Nafahat Al-Uns, bahwa beberapa wali terkemuka di berbagai abad sungguh-sungguh meletakkan kepala mereka dibawah kaki Syaikh Abdul Qadir al-Jilani. Syaikh Ahmad ar-Rifa’i Sewaktu beliau pergi Haji, ketika berziarah ke Maqam Nabi Muhammad Saw, maka nampak tangan dari dalam kubur Nabi Muhammad Saw bersalaman dengan beliau dan beliau pun terus mencium tangan Nabi Muhammad Saw yang mulia itu. Kejadian itu dapat disaksikan oleh orang ramai yang juga berziarah ke Maqam Nabi Muhammad Saw tersebut. Salah seorang muridnya berkata “Ya Sayyidi! Tuan Guru adalah Quthub”. Jawabnya; “Sucikan olehmu syak mu daripada Quthubiyah”. Kata murid “Tuan Guru adalah Ghauts!”. Jawabnya “Sucikan syakmu daripada Ghautsiyah”. Al-Imam as-Sya’roni mengatakan bahwa yang demikian itu adalah dalil bahwa Syaikh Ahmad ar-Rifa’i telah melampaui “Maqamat” dan “Athwar” karena Qutub dan Ghauts itu adalah Maqam yang maklum diketahui umum. Sebelum wafat, beliau telah menceritakan kapan waktunya akan meninggal dan sifat-sifat hal ihwalnya beliau. Beliau akan menjalani sakit yang sangat parah untuk menanggung bilahinya para makhluk. Fatwanya, aku telah di janji oleh Allah, agar nyawaku tidak melewati semua dagingku daging harus musnah terlebih dahulu. Ketika Sayyidi Ahmad Ar-Rifa’i sakit yang mengakibatkan kewafatannya, beliau berkata, “Sisa umurku akan kugunakan untuk menanggung bilahi agungnya para makhluk.” Kemudian beliau menggosok-gosokkan wajah dan uban rambut beliau dengan debu sambil menangis dan beristighfar. Yang diderita oleh Sayyidi Ahmad Ar-Rifa’i ialah sakit “Muntah Berak”. Setiap hari tak terhitung banyaknya kotoran yang keluar dari dalam perutnya. Sakit itu dialaminya selama sebulan. Hingga ada yang tanya, “Kok, bisa sampai begitu banyaknya yang keluar, dari mana ya Syaikh?. Padahal sudah dua puluh hari tuan tidak makan dan minum.” Beliau menjawab, “Karena ini semua dagingku telah habis, tinggal otakku, dan pada hari ini nanti juga akan keluar dan besok aku akan menghadap Sang Maha Kuasa. Setelah itu ketika wafatnya, keluarlah benda yang putih kira-kira dua tiga kali terus berhenti dan tidak ada lagi yang keluar dari perutnya. Demikian mulia dan besarnya pengorbanan Auliya Allah ini sehingga sanggup menderita sakit menanggung bala yang sepatutnya tersebar ke atas manusia lain. Wafatlah Wali Allah yang berbudi pekerti yang halus lagi mulia ini pada hari Kamis waktu dhuhur 12 Jumadil Awal tahun 570 Hijrah. Riwayat yang lain mengatakan tahun 578 Hijrah. Syaikh Ahmad Badawi Setiap hari, dari pagi hingga sore, beliau menatap matahari, sehingga kornea matanya merah membara. Apa yang dilihatnya bisa terbakar, khawatir terjadinya hal itu, saat berjalan ia lebih sering menatap langit, bagaikan orang yang sombong. Sejak masa kanak kanak, ia suka berkhalwat dan riyadhoh, pernah empat puluh hari lebih perutnya tak terisi makanan dan minuman. Ia lebih memilih diam dan berbicara dengan bahasa isyarat, bila ingin berkomunikasi dengan seseorang. Ia tak sedetik pun lepas dari kalimat toyyibah, berdzikir dan bersholawat. Pada usia dini beliau telah hafal Al-Qur’an, untuk memperdalam ilmu agama ia berguru kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dan Syaikh Ahmad ar-Rifa’i. Suatu hari, ketika beliau telah sampai ke tingkatannya, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, menawarkan kepadanya “Manakah yang kau inginkan ya Ahmad Badawi, kunci Masyriq atau Maghrib, akan kuberikan untukmu”, hal yang sama juga diucapkan oleh gurunya Syaikh Ahmad ar-Rifa’i, dengan lembut, dan karena menjaga tata krama murid kepada gurunya, ia menjawab; “Aku tak mengambil kunci kecuali dari al-Fattah Allah.” Peninggalan Syaikh Ahmad Badawi yang sangat utama, yaitu bacaan Shalawat Badawiyah Sughro dan Shalawat Badawiyah Kubro. Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili Keramat itu tidak diberikan kepada orang yang mencarinya dan menuruti keinginan nafsunya dan tidak pula diberikan kepada orang yang badannya digunakan untuk mencari keramat. Yang diberi keramat hanya orang yang tidak merasa diri dan amalnya, akan tetapi dia selalu tersibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang disenangi Allah dan merasa mendapat anugerah fadhal dari Allah semata, tidak menaruh harapan dari kebiasaan diri dan amalnya. Di antara keramatnya para Shiddiqin ialah 1. Selalu taat dan ingat pada Allah SWT secara istiqamah. 2. Zuhud meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi. 3. Bisa menjalankan perkara yang luar biasa, seperti melipat bumi, berjalan di atas air dan sebagainya. Diantara keramatnya Wali Qutub ialah 1. Mampu memberi bantuan berupa rahmat dan pemeliharaan yang khusus dari Allah SWT. 2. Mampu menggantikan Wali Qutub yang lain. 3. Mampu membantu malaikat memikul Arsy. 4. Hatinya terbuka dari haqiqat Dzatnya Allah SWT dengan disertai sifat-sifat-Nya. Beliau pernah dimintai penjelasan tentang siapa saja yang menjadi gurunya. Kemudian beliau menjawab, “Guruku adalah Syaikh Abdus Salam ibnu Masyisy, akan tetapi sekarang aku sudah menyelami dan minum sepuluh lautan ilmu. Lima dari bumi yaitu dari Rasulullah Saw, Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra, Usman bin Affan ra dan Ali bin Abi Thalib ra, dan lima dari langit yaitu dari malaikat Jibril as, Mika’il as, Isrofil as, Izro’il as dan ruh yang agung.” Beliau pernah berkata, “Aku diberi tahu catatan muridku dan muridnya muridku, semua sampai hari kiamat, yang lebarnya sejauh mata memandang, semua itu mereka bebas dari neraka. Jikalau lisanku tak terkendalikan oleh syari’at, aku pasti bisa memberi tahu tentang kejadian apa saja yang akan terjadi besok sampai hari kiamat.” Syaikh Abu Abdillah Asy-Syathibi berkata, “Aku setiap malam banyak membaca Radiyallahu’an Asy-Syaikh Abul Hasan dan dengan ini aku berwasilah meminta kepada Allah SWT apa yang menjadi hajatku, maka terkabulkanlah apa saja permintaanku.” Lalu aku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Saw dan aku bertanya, “Ya Rasulallah, kalau seusai shalat lalu berwasilah membaca Radiyaallahu’an Asy-Syaikh Abu Hasan dan aku meminta apa saja kepada Allah SWT, apa yang menjadi kebutuhanku lalu dikabulkan, seperti hal tersebut apakah diperbolehkan atau tidak?”. Lalu Nabi Muhammad Saw menjawab, “Abu Hasan itu anakku lahir batin, anak itu bagian yang tak terpisahkan dari orang tuanya, maka barang siapa bertawassul kepada Abu Hasan, maka berarti dia sama saja bertawassul kepadaku.” Peninggalan Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili yang sangat utama, yaitu Hizib Nashr dan Hizib Bahar. Orang yang mengamalkan Hizib Bahar dengan istiqomah, akan mendapat perlindungan dari segala bala. Bahkan, bila ada orang yang bermaksud jahat mau menyatroni rumahnya, ia akan melihat lautan air yang sangat luas. Si penyatron akan melakukan gerak renang layaknya orang yang akan menyelamatkan diri dari daya telan samudera. Bila di waktu malam, ia akan terus melakukan gerak renang sampai pagi tiba dan pemilik rumah menegurnya. Hizib Bahar ditulis Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili di Laut Merah Laut Qulzum. Di laut yang membelah Asia dan Afrika itu Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili pernah berlayar menumpang perahu. Di tengah laut angin tidak bertiup, sehingga perahu tidak bisa berlayar selama beberapa hari. Dan, beberapa saat kemudian Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili melihat Rasulullah Saw. Beliau datang membawa kabar gembira. Lalu, menuntun Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili melafazkan doa-doa. Usai Syaikh Abu Hasan asy-Syadzili membaca doa, angin bertiup dan kapal kembali berlayar.
wali qutub akhir zaman